
KOTA BENGKULU- Pantai Panjang, Bengkulu, menjadi saksi sejarah baru. Lebih dari 10 ribu bibit kelapa ditanam serentak oleh warga, pelajar, tokoh masyarakat, hingga pejabat daerah. Aksi kolosal ini digagas Walikota Bengkulu, Dedy Wahyudi, lewat gerakan bertajuk GEMPALA – Gerakan Menanam Kelapa.
Museum Rekor Indonesia (MURI) langsung mengukuhkan Bengkulu sebagai pemegang rekor dunia penanaman kelapa terbanyak dalam satu waktu.
“Tak ada satu rupiah pun uang negara yang dipakai. Semua murni gotong royong warga. Mereka membawa bibit dari rumah masing-masing, lalu menanamnya sendiri,” ujar Dedy, usai penanaman massal di tepian pantai yang membentang 7 kilometer itu.
Lebih dari sekadar seremoni, Dedy menekankan setiap warga yang menanam juga wajib merawat pohon hingga berbuah. Kelak, siapa pun bisa memanfaatkan hasilnya. “Niatkan menanam kelapa ini sebagai ibadah. Setiap buah, daun, hingga lidi yang berguna, akan menjadi amal jariyah,” tambahnya.
Sementara itu Tim Hukum Pemda Kota Bengkulu Rizki Dini Hasanah, S.H Kepada media menyampaikan “Gerakan ini bukan hanya soal angka. Ia menghadirkan banyak lapis makna. Di satu sisi, Pantai Panjang yang lama terabaikan akan dipagari hijau ribuan pohon kelapa—sebuah facelift ekologis yang memperindah wajah wisata Bengkulu. Di sisi lain, ia juga dianggap sejalan dengan program ketahanan pangan Presiden Prabowo”. Sampainya.
Ditambakan Dini “GEMPALA punya nilai hukum dan sosial yang kuat. “Gerakan ini sah secara hukum karena berbasis kesukarelaan penuh warga. Justru di sinilah nilai partisipasi publik yang nyata masyarakat bukan hanya menanam, tetapi juga merawat. Itu artinya ada tanggung jawab kolektif yang dilindungi dan dihargai secara hukum maupun sosial,” jelas Dini
Bengkulu kini punya modal simbolis sekaligus praktis: rekor dunia, benteng ekologi, dan kebersamaan sosial. Di balik gemuruh tepuk tangan saat sertifikat MURI diserahkan, ada harapan yang lebih panjang: kelapa-kelapa ini akan tumbuh, berakar, dan menjadi penanda bahwa kota kecil di pesisir Sumatera ini mampu mencetak sejarah dengan cara yang sederhana gotong royong warganya.